Secara
umum manajemen dapat diartikan sebagai ilmu, ketrampilan dan seni yang
diperlukan untuk mengelola dan mengkoordinasi sumber daya yang ada untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan di awal. Maka dalam dunia
konstruksi manajemen dapat disebut sebagai suatu teknik yang terdiri dari ilmu,
ketrampilan, dan seni yang dilakukan di lingkungan proyek dalam rangka untuk
mengkoordinasi antar pihak yang ada serta mengelola sumber daya proyek yang
berupa. :
1. Biaya (cost).
-
waktu (time).
-
peralatan (machine).
-
bahan (material).
2. Tenaga kerja (labour).
Masing-masing
sumber daya yang ada tidak bisa dikelola secara sama karena masing-masing
memiliki suatu karakter khusus, sebagai contoh pengelolaan peralatan proyek
tidak mungkin dapat diterapkan pada pengelolaan tenaga kerja karena tenaga
kerja adalah sekumpulan manusia yang tentunya memiliki karakter sosial yang
bermacam-macam, berbeda dengan pengelolaan peralatan yang merupakan benda mati.
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktivitas yang bersifat
khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber
daya yang terbatas. Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek,
yaitu waktu (Time), mutu (Quality),
harga (Cost) dan Kesehatan
Keselamatan Kerja (Health Safety
Enviromental). Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun hardware
(pelaksanaan fisik). Tujuan dari diadakannya suatu manajemen dalam lingkungan
proyek yaitu agar pelaksanaan proyek tersebut :
-
Tepat biaya.
-
Tepat mutu / kualitas.
-
Tepat waktu.
Adapun yang berlaku dalam perencanaan proyek
adalah :
1.
Tahap perencanaan ( Planning
)
Tahapan ini merupakan awal dari
pekerjaan konstruksi yang merupakan suatu konsep perencanaan proyek. Pada tahap
ini meliputi gagasan dasar kemudian ditindak lanjuti dengan survey, identifikasi
dan studi kelayakan yang mencakup aspek-aspek teknis, ekonomis, lingkungan dan
lainnya. Pada tahapan ini
pihak yang ikut terlibat aktif adalah pemilik proyek dan dapat dibantu oleh konsultan perencana. Adapun hasil dari tahapan ini adalah :
-
Gagasan dan ide.
-
Hasil dari studi kelayakan dan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan
(AMDAL)
2.
Tahap Perancangan ( Design )
Dalam tahap perancangan, yang dilakukan setelah tahap perencanaan selesai,
dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
-
Tahap pra-perancangan, mencakup kriteria desain, skematik
desain, dan estimasi anggaran secara
global.
-
Tahap pengembangan rancangan, yang merupakan pengembangan
dari tahap pra-perancangan dengan melakukan perhitungan-perhitungan yang lebih
detail, seperti perhitungan desain, gambar detail, outline spesifikasi, dan estimasi anggaran secara rinci.
-
Desain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan yang
merupakan akhir dari tahap perencanaan.
Hasil dari tahap ini berupa gambar
koordinasi, gambar detail, spesifikasi, syarat-syarat umum administrasi dan
peraturan umum.
3. Tahap Pelelangan
( Procurement )
Tahap ini meliputi pengadaan jasa konstruksi dan pengadaan jasa pengawasan atau supervisi
konstruksi.
4.
Tahap Pelaksanaan ( Construction
)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan hasil perancangan, dilakukan setelah ada Surat Perintah Kerja (SPK) dan dilanjutkan dengan penandatanganan
kontrak baru SPK. Pekerjaan
pelaksanaan ini meliputi perencanaan kegiatan di lapangan, pengorganisasian dan
koordinasi sumber daya serta pengendalian proyek yang bertujuan menghasilkan
pekerjaan yang tepat waktu, biaya, serta memenuhi mutu yang disyaratkan.
5.
Tahap Test Operasional ( Commissioning
)
Tahap ini merupakan pengujian terhadap fungsi masing-masing bagian sehingga
bangunan dapat dioperasikan.
6.
Tahap Pemanfaatan dan Pemeliharaan ( Operational
and Maintenance )
Dalam tahap ini hasil dari suatu proyek sudah dapat dimanfaatkan dan
diperlukan juga adanya
pengeluaran biaya untuk pemeliharaan.
Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung,
sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangungjawab yang dilakukan secara
bersamaan (overlapping). Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas
dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud,
yaitu:
-
Biaya pelaksanaan relatif lebih hemat dan ekonomis.
-
Time Schedule
proyek yang tepat waktu.
-
Kualitas dan kuantitas proyek yang sesuai dengan rencana.
-
Tercapainya
K3 yang baik.
-
Tidak
adanya masalah sosial dengan lingkungan sekitar.
0 Comments:
Post a Comment