INFORMASI
Pekerjaan tanah pada proyek Ini meliputi pekerjaan galian tanah, ground anchor, inclinometer, dewatering
dan pemasangan piezometer. Luas
bangunan yang dimiliki Proyek Ini adalah ± 3.000 m². Kedalaman
galian tanah pada proyek ini hingga mencapai level -10.350. Level tersebut
adalah level terendah yang akan digunakan untuk pondasi raft. Sedangkan
rata–rata kedalaman adalah pada level -8.850. Volume galian tanah total
bangunan hingga mencapai elevasi -8.850 sebanyak ± 25.225 m³, volume galian
tanah untuk area pile cap, pit lift, gutter dan sumpit sebanyak ± 1.110
m³, volume galian tanah di area open cut sebanyak ± 2.885 m³ dan volume
galian tanah di area soldier pile
sebanyak 1.010 m³. Sehingga total pekerjaan galian di proyek Ini sebanyak 30.230 m³. Durasi pekerjaan galian
tanah ini dilaksanakan selama 45 hari kerja dengan elevasi tanah existing
adalah ±
0.000.
Struktur dinding penahan tanah yang dilaksanakan di proyek ini berupa soldier pile dengan sistem penyokong
tambahan menggunakan jangkar tanah (ground
anchor) untuk mengurangi defleksi horizontal, penurunan bangunan di sebelah
area galian dan memperpendek panjang pembenaman dinding penahan tanah (lokasi
pemasangan ground anchor terlampir).
Ground anchor direncanakan
untuk ditambatkan di capping beam pada
barisan soldier pile dengan panjang
soldier 11.800 mm dan membentuk sudut 45° terhadap bidang
horizontal. Kepala anchor (bond length)
direncanakan mulai pada kedalaman minus 16 m dari muka tanah asli, pada lapisan
tanah lanau pasir padat. Diameter
anchor 20 cm dan tendon berupa 2 strand
Æ ½” dari baja mutu tinggi.
Selama pekerjaan galian tanah, perlu dipasang satu alat yang disebut
inclinometer untuk mewaspadai terhadap pergerakan tanah lateral yang
ditimbulkan karena dapat berakibat pada kelongsoran.
Pekerjaan dewatering di proyek ini menggunakan 2 titik sumur dewatering
sedalam ±
18 m yang dilengkapi dengan 2 buah pompa deep
well, 4 buah pompa submersible, 3
buah pompa submersible 5,5 W, dan 2
buah pompa bensin. Perubahan elevasi muka air tanah dapat dimonitoring dengan
menggunakan alat yang disebut piezometer.
Pekerjaan dewatering ini dilaksanakan selama ± 6 bulan.
LINGKUP KERJA
Lingkup pekerjaan yang saling berhubungan adalah dengan pekerjaan tanah
adalah sebagai berikut:
A. Pekerjaan
Galian Tanah
B.
Pekerjaan Soldier
Pile
1. Pekerjaan
Pengeboran, Fabrikasi dan Pengecoran Soldier
Pile
2.
Pekerjaan Potong Kepala Soldier Pile
C.
Pekerjaan Struktur Capping
Beam
1.
Pekerjaan Lantai Kerja
2.
Pekerjaan Bekisting Capping
Beam
3.
Pekerjaan Pembesian
4.
Pekerjaan Pengecoran Beton
D.
Pekerjaan Ground
Anchor
1.
Pekerjaan Pemasangan Pipa Ground Anchor setiap jarak 6 m
2.
Pekerjaan Prestressing
Ground Anchor
3.
Pekerjaan Releasing
Ground Anchor
E. Pekerjaan
Dewatering
F. Pekerjaan
Pemasangan Inclinometer
Pekerjaan galian tanah di proyek ini akan dikerjakan
sampai dengan elevasi -10.350 (elevasi terdalam) atau ± 10,35 m dari muka tanah
existing dan elevasi rata-rata galian tanah sampai elevasi -8.850 atau ± 8,85
m dari muka tanah existing, sehingga perlu diperhatikan stabilitas dari lereng
galian. Oleh karena itu, di proyek ini akan dilaksanakan dengan 2 metode, yaitu
:
1)
Sistem Open Cut dengan volume 2.885 m³ dilaksanakan di
sisi area proyek yang berhadapan dengan tanah kosong (di sisi belakang area
fabrikasi besi dan sisi depan jalan Setiabudi ± 7000 mm di muka site
office) dan akan dilaksanakan dengan kemiringan sudut sebesar 45°
(gambar metode galian tanah terlampir),
2)
Sistem Soldier
Pile dengan volume 1.010 m³ untuk sisi proyek yang bersebelahan dengan
gedung gereja, sisi belakang proyek yang bersebelahan dengan gedung Ini Plaza,
dan sisi jalan Setiabudi pada lokasi yang akan digunakan sebagai area
loading/unloading dock (gambar denah soldier pile terlampir).
Schedule dan Metode Galian Tanah
a)
Schedule galian
Dengan rencana schedule galian selama 45 hari dan total volume galian
sebesar ±
30.230 m3, maka diperlukan buangan galian tanah sebesar ± 675
m3/hari. Penggalian dilakukan dengan alat excavator/backhoe dengan
kapasitas bucket 0,8 m3, sedangkan kapasitas dump truck besar adalah
17 m3 dan durasi pemuatan tanah dari excavator ke dalam truck selama
20 hingga 25 menit.
Berdasarkan perhitungan, kapasitas 1 buah excavator adalah 255 m3
(sekitar 15 ritase) dalam 1 hari, sehingga agar proses pekerjaan galian dapat
berlangsung dengan baik diperlukan minimal 3 buah excavator.
Untuk mendukung kelancaran pekerjaan galian dan buangan tanah, dibuat
jalan selebar 5 meter pada arah melintang/diagonal lokasi proyek sebagai akses dump truk pengangkut tanah dengan
bantuan excavator di tiap sisinya untuk membantu estafet tanah dari dasar
galian (gambar terlampir).
b)
Arah Galian
Untuk area open cut pekerjaan galian dilakukan secara menerus dan
bertahap setiap kedalaman 1,5 meter. Untuk arah galian disini adalah dari
tengah lokasi melintang/diagonal ke arah sisi belakang (berbatasan dengan
Perumahan/Ini Plaza) sambil diikuti oleh pekerjaan open cut dan ke arah depan
(sisi jalan Setiabudi) sambil diikiti oleh sebagian pekerjaan galian open cut
dan sebagian ditahan dengan soldier pile. Galian tanah harus dilaksanakan terus-menerus
layer per layer (gambar terlampir).
c)
Pekerjaan Galian Tanah
-
Apabila dalam penggalian menemukan pipa-pipa air, gas,
pembuangan, kabel-kabel listrik,
telephone dan lain-lain harus dikoordinasikan dengan instansi terkait,
-
Penggalian dilakukan secara bertahap setiap kedalaman
1,5 meter sampai mencapai kedalaman yang dibutuhkan,
-
Galian harus bebas dari genangan air akibat hujan,
parit atau mata air.
d)
Pembuangan Galian
Pekerjaan buangan galian dilakukan secara
estafet artinya tidak menunggu galian banyak, buangan galian dipindahkan dengan
backhoe kemudian dengan bulldozer dan
dump truk yang akan dibuang keluar lokasi proyek dengan dump truk melalui jalan
akses yang ada.
e)
Urugan Tanah
Volume urugan
tanah sampai dengan elevasi ± 0.000 sebanyak ± 3.360 m³ dan volume
urugan tanah sampai dengan elevasi landscape (berkisar antara ±
0.000 s/d + 2.300) sebanyak ± 4.800 m³.
- Pekerjaan Soldier Pile
B.1. Pengeboran Soldier Pile
a. Arahkan dan setting posisi mesin bor,
pastikan mesin tidak akan bergeser/bergerak pada waktu pengeboran sedang
berlangsung,
b. Arahkan mata bor pada sudut pengeboran
yang telah ditentukan dan pastikan/kunci sudut yang telah didapat,
c. Pekerjaan pengeboran dapat dilaksanakan,
d. Selama pengeboran, air pembilasan harus
terus dijalankan untuk membuang lumpur dan kotoran lain dari lubang yang telah
dibor,
e. Lanjutkan pekerjaan sampai kedalaman yang
ditentukan,
f. Sebelum mencabut mata bor dan pipa bor,
bilas sekali lagi agar kotoran/lumpur yang tersisa tidak ada lagi,
g.
Cabut
pipa bor dan mata bor, lanjutkan pengeboran di titik selanjutnya.
B.2. Pekerjaan Struktur Soldier Pile
a.
Pekerjaan pembesian dapat dilakukan setelah titik
pengeboran selesai dikerjakan sesuai detail yang telah diberikan,
b.
Pekerjaan pengecoran soldier pile yang berjumlah 103
titik memiliki diameter tiang sebesar 800 mm dan memiliki kedalaman bervariasi
dari 11.800 mm (28 titik di sisi gedung gereja), 12.500 mm (28 titik di sisi
gedung gereja dan 26 titik di sisi jalan Setiabudi yang digunakan pada area
loading/unloading dock dan 12.200 mm (21 titik di sisi belakang/samping Ini
Plaza),
c.
Mutu beton yang digunakan saat proses pengecoran
menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
f’c :
250 kg/cm²
Slump : 18 ± 2
Water
cement ratio : 0,55
Min.fly
ash : 15 %
Min.
cement content : 310 kg/m³
B.3. Pekerjaan Pemotongan Kepala Soldier Pile
Pekerjaan
pemotongan kepala tiang dilakukan setelah seluruh area lantai dapat
diselesaikan dengan baik. Pekerjaan perabotan bekisting yang terbuat dari sisa
stock material, meliputi :
a.
Pemotongan kepala soldier pile 100 mm dari lantai
kerja,
b.
Stek pembesian soldier pile 40D (diluruskan),
c.
Overlap pembesian soldier pile sudah memenuhi
persyaratan dan bersih,
d.
Area capping beam dibersihkan dari kotoran.
- Pekerjaan Struktur Capping Beam
Struktur capping beam digunakan
untuk menyatukan seluruh soldier pile agar menjadi rangkaian struktur yang
berfungsi sebagai dinding penahan tanah. Selain itu juga berfungsi untuk
penambatan pemasangan ground anchor
dan merupakan bagian yang mampu menahan terhadap defleksi yang mungkin timbul
akibat gaya-gaya yang bekerja.
Pekerjaan capping beam ini
terletak 1500 mm di bawah elevasi tanah existing ± 0.000 dan total panjang
capping beam mencapai ± 240 m dengan dimensi beam 1150 x 800 mm.
Rangkaian sistem dinding penahan tanah (soldier pile) yang telah
terangkai dengan capping beam,
disatukan/ditambatkan pula pada retaining wall setebal 300 mm.
Pekerjaan struktur capping beam
meliputi :
1. Pekerjaan
lantai kerja atau pengecoran dengan mutu beton B0 sampai permukaan rata setebal 50 mm,
2. Pemasangan bekisting untuk capping beam menggunakan precast panel tebal
50 mm,
3.
Batas stop cor capping
beam dengan bagian lain adalah dengan bekisting triplek dan kawat ayam pada
balok,
4. Pekerjaan pembesian dapat dilakukan
setelah lantai kerja (beton B0) kering,
5. Pekerjaan pengecoran capping beam dengan mutu beton fc’ = 250 kg/cm² setebal 800 mm.
- Pekerjaan Ground Anchor
Ground anchor yang digunakan di proyek Ini terletak
pada area soldier pile yang memiliki panjang 11.800 mm terhadap bottom capping
beam sebanyak 6 titik dan terpasang setiap jarak 6 m terhadap anchor
sebelumnya.
Pekerjaan ground anchor ini
membutuhkan peralatan sebagai berikut :
1. Mesin bor 1250 ex Toho dan perlengkapannya
( pompa air, mata bor Æ 20 cm )
2.
Grout mixer ( mesin pencampur grouting )
3.
Grout Pump MG-10 ex Koken
4.
Pipa tremie ¾”
5.
Dongkrak / jack hidraulik type K-100 ex Freyssinet
6.
Stressing Pump single
7.
Auto level dan bak ukur
8.
Generator 20 PK ex Yanmar
9.
Meteran
Spesifikasi
material yang digunakan untuk pekerjaan ground
anchor adalah
D.1. Strand
Spesifikasi strand yang digunakan :
Material : uncoated
7 wire strand stress-relieved for
prestressed concrete
Tipe &
grade : Æ 0.5”
( 12,7 mm )
Jumlah :
2 strand tiap 1 titik ground
anchor
Area : 98,71 mm²
Kapasitas tarik :
225 kN
Ult. Tensile strength : 184 kN
Modulus elastis : 195 kN/mm²
Jaws : T-13 Freyssinet system
Kepala jangkar :
- 1.500
Panjang :
26 m ( free length dan bond length )
Spesifikasi : ASTM A 416-90a (grade 270) – low relaxation
D.2. Pipa polyethylene ( PE )
Ada 2 (dua)
macam pipa yang digunakan :
a.
PE wrapping Æ ID/OD 14/16 mm
digunakan
pada free length dan berfungsi untuk
melindungi strand yang sudah dilumuri
grease,
b.
PE grout pipe
Æ
ID/OD 16/20 mm atau pipa PVC Æ 0,5”
disediakan
untuk transfer material grouting yang dihubungkan dengan hoze grouting.
D.3.
Anchor block
Anchor block yang digunakan dengan type
block 4S/7K Freyssinet system dan di
ujung anchor menggunakan steel guaide.
D.4.
Spreader
Spreader terbuat dari bahan polyethylene
(PE) dan digunakan untuk menempatkan atau mendistribusikan strands.
D.5.
Spacer
Spacer juga terbuat dari steel ring dan
digunakan untuk menyediakan space dengan dinding lubang untuk grouting material.
D.6. End of
anchor
End of anchor (atau ujung bawah anchor)
dibuat dengan ikatan tie wire dan
dilapisi tape yang berfungsi untuk melindungi bottom end saat homing anchor
(instalasi tendon) dan mempermudah instalasi.
D.7. Grease
Grease/gemuk yang digunakan SGLM 2 ex
Pertamina
D.8. Perlindungan terhadap korosi
Tiga
lapisan pelindung terhadap korosi, yaitu : grease,
PE wrapping dan lapisan grouting
Pekerjaan Persiapan dan Pelaksanaan
Ground Anchor
1.
Persiapan
a. Buat lubang penampungan air untuk
persiapan sirkulasi air pengeboran,
b. Marking elevasi dan posisi titik
pengeboran,
c. Menyiapkan air secukupnya untuk keperluan
pengeboran,
d. Siapkan material yang akan digunakan untuk
anchor dan grouting, seperti strand
dan material grouting serta material lainnya.
Strand harus di fabrikasi dan diikat sedemikian
rupa sehingga dapat dijamin ketepatan posisi pada waktu pemasangan di lubang
boring dengan panjang dan jumlah strand
sesuai gambar rencana. Total
panjang strand terdiri dari bond length, free length, dan stressing length,
e. Siapkan sejumlah strand untuk membentuk rangkaian
kelompok strand sesuai desain,
f. Pasang di strand bond length, tie
spreader dan centralizer sebagai sarana agar posisi anchor berada tepat
pada posisi yang dikehendaki dan dimatikan dengan pemasangan anchor nose,
g. Potong pipa PVC Æ 150 sesuai panjang strand untuk free length
dan stressing length,
h. Lumuri dengan grease/gemuk bagian strand
yang akan digunakan untuk free strand,
tetapi tetap jaga agar strand yang
akan digunakan untuk bond length,
i.
Masukkan
masing-masing bagian free strand ke
pipa PVC. Atur kembali susunan strand
dan ikatan dengan sempurna, pastikan tidak ada bagian strand yang tertukar posisinya; dan kelompok strand siap dipasang,
j.
Siapkan
air yang memenuhi standard sebagai air campuran beton untuk air grouting,
k. Selama pelaksanaan pengeboran,
pekerjaan dewatering tidak boleh berhenti untuk menjamin tidak ada air rembesan
dari sekeliling lubang boring yang akan mengganggu dan mengakibatkan keruntuhan
lubang boring.
2.
Pelaksanaan
2.1. Pengeboran
a. Arahkan dan setting posisi mesin bor,
pastikan mesin tidak akan bergeser/bergerak pada waktu pengeboran sedang
berlangsung,
b. Arahkan mata bor pada sudut pengeboran
yang telah ditentukan dan pastikan/kunci sudut yang telah didapat,
c. Pekerjaan pengeboran dapat dilaksanakan dengan
diameter lubang bor Æ 20 cm,
d. Sistem pengeboran menggunakan Rotary Percusive Wet Drilling, air
pembilasan harus terus dijalankan untuk membuang lumpur dan kotoran lain dari
lubang yang telah dibor,
e. Lanjutkan pekerjaan sampai kedalaman yang
ditentukan, yaitu 1 m lebih panjang dari panjang free length dan bond length
( 26 m + 1 m = 27 m ),
f. Sebelum mencabut mata bor dan pipa bor,
bilas sekali lagi agar kotoran/lumpur yang tersisa tidak ada lagi,
g. Cabut pipa bor dan mata bor, lanjutkan
pengeboran di titik selanjutnya.
2.2. Grouting
a. Grout
body (bond length) direncanakan mulai dari
elevasi -16.0 m dari muka tanah asli, pada lapisan tanah pasir kelanauan,
b. Pasang selang grouting tipe HDPE Æ 1,5” menembus kelompok strand
yang akan dipasang sampai ujung bond length,
c. Masukkan kelompok strand tersebut ke lubang bor dengan hati-hati sampai kedalaman
yang diminta,
d. Setelah kelompok strand tersebut dapat sempurna masuk ke lubang bor, maka lubang bor
siap untuk digrouting,
e. Buat campuran grouting yang terdiri
dari semen tipe I/ordinary portland cement, expanding
agent plastizer (Cebex-100 ex
Fosroc) dan air. Perbandingan jumlah air yang diperlukan terhadap jumlah semen
sebesar 0,425 dengan campuran grouting sebanyak 1 zak semen : 50 kg semen : 20
liter air (untuk 1 m panjang bor berdiameter 20 cm) : 227 gram cebex-100,
f. Jeda waktu yang diperlukan antara
proses pengeboran dengan grouting paling lambat 24 jam,
g. Campurkan seluruh material tersebut
dengan hati-hati, penuangan air ke semen dilakukan sedikit demi sedikit sampai
didapatkan campuran yang homogen. Check
kekentalan campuran grouting dengan kerucut viskositas. Standard kekentalan
campuran grouting apabila campuran grouting yang dimasukkan ke dalam kerucut
viscositas habis dalam waktu 20 – 30 detik,
h. Pompa material grouting yang sudah
jadi ke lubang bor melalui selang grout
tube 1,5” sampai penuh. Selama proses pengisian grout, pipa tremie ditarik
perlahan-lahan keluar sesuai dengan volume atau elevasi grouting yang sudah
masuk di lubang bor,
i.
Catat
dan rekam volume grouting yang telah masuk sebagai cross check data,
j.
Pasang
selongsong/pelindung kelompok strand
dalam posisi yang kuat dan benar sehingga tidak terjadi pergeseran dan kebocoran sebelum dilakukan
pengecoran,
k. Persiapkan dan laksanakan pekerjaan
capping beam yang juga berfungsi sebagai struktur/dinding permanen,
l.
Penarikan
ground anchor dapat dilakukan apabila
mutu beton capping beam talah mencapai min. fc’ = 250 kg/cm².
2.3. Pemasangan Anchor Head dan Stressing
a. Teliti dan pastikan bahwa tidak ada bagian
strand yang tertekuk yang dapat
menimbulkan terjadinya tambahan gesekan,
b. Pasang prestressing
anchor head dengan hati-hati,
c. Setting hidraulic jack yang sesuai dengan tipe anchor head dan dengan kapasitas yang sesuai dengan beban yang akan
ditarik,
d. Buat rekaman/monitoring yang berisi
mengenai data beban (cycle), lamanya
proses stressing,
pergeseran/pergerakan anchor head.
e. Syarat yang diperlukan agar proses stressing dapat dilakukan apabila mutu
grouting telah mencapai 28 Mpa dengan mengacu pada persyaratan stressing umum yang meliputi :
-
Lock of : 110 % x working load
-
Cycle : 1 cycle
-
Lower limit ext : 90 % x elastic extention design
f. Acuan/syarat
yang digunakan agar ground anchor
dapat ditentukan untuk suitability test
harus memiliki target test sebesar 125 % x working load, minimal 1 cycle dan
untuk proofing test dipilih dari
salah satu titik ground anchor yang
terpasang.
2.4. Testing
a. Proving test adalah pengujian tarik anchor yang dilakukan bukan pada used
anchor dan anchor tersebut
ditarik/dicabut sampai lepas. Beban jacking dimulai dari 5% yang akan dinaikkan
secara periodik pada beban dan waktu tertentu sesuai dengan cycle load yang terjadi. Penambahan beban tidak boleh lebih dari
10% dan proses stressing akan
dihentikan pada beban maksimum sampai anchor
tersebut lepas,
b. On site suitable test adalah pengujian tarik anchor
yang dipilih secara acak terhadap ground
anchor yang terpasang dengan prosentase test sebesar 5% dari keseluruhan
jumlah anchor. Beban jacking dimulai dari 10% yang akan dinaikkan
secara periodik pada beban dan waktu tertentu dan akan diturunkan secara
periodik pada beban dan waktu tertentu pula sesuai dengan cycle load yang terjadi. Penambahan/pengurangan tidak lebih dari
50%, beban maksimum yang ditarik/di-stressing
125% dari beban kerja untuk 1 (satu) ground
anchor.
Pada test ini, sesudah ground anchor diberi beban maka anchor
head dilepas kembali (tidak dimatikan),
c. On
site acceptance test adalah pengujian tarik anchor terhadap seluruh ground
anchor yang terpasang. Beban jacking dimulai dari 10% yang akan dinaikkan
secara periodik pada beban dan waktu tertentu dan akan diturunkan secara
periodik pada beban dan waktu tertentu pula sesuai dengan cycle load yang terjadi. Penambahan/pengurangan tidak lebih dari 50% beban maksimum yang ditarik/di-stressing 125% dari beban kerja untuk 1
(satu) ground anchor. Pada test ini,
monitoring terhadap pergeseran anchor
head harus diamati dengan seksama karena setelah test selesai maka semua ground anchor akan dimatikan anchor head-nya.
Pada proyek
Ini menggunakan on site suitable test (dipilih salah satu dari 6 anchor yang terpasang) yang mengacu pada
schedule sebagai berikut :
Fpu for 1 strand : 184 kN
Jumlah strand : 2
Beban : 225 kN
RAM area of jack : 203.4 cm²
Elastic extension : 33.6 mm
Lower limit : 30.2 mm
Upper limit : 104.2 mm
% Load
|
Load (kN)
|
Gauge reading (psi)
|
Time (minute)
|
10
|
22.5
|
165
|
1
|
50
|
112.5
|
826
|
1
|
100
|
225
|
1652
|
1
|
125
|
281.3
|
2065
|
5
|
100
|
225
|
1652
|
1
|
50
|
112.5
|
826
|
1
|
10
|
22.5
|
165
|
1
|
2.5. Monitoring
Selama proses pekerjaan ground anchor (sampai pekerjaan urugan
kembali selesai) pergerakan tanah dan bangunan di sekeliling proyek harus
dimonitor untuk menjamin keamanan dan keselamatan pekerjaan galian serta
bangunan dan tanah sekeliling area galian. Monitoring dilakukan minimal 1x
seminggu apabila tidak terjadi hal-hal yang ekstrim, seperti : adanya pekerjaan
galian yang cepat, adanya tambahan beban yang tinggi di luar area ground anchor, hujan dengan intensitas
besar dan lama, dan lain-lain.
Pekerjaan monitoring yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Inclinometer
adalah monitoring pergerakan tanah (baik
lateral atau transversal). Elevasi dasar pipa inclinometer ini akan dipasang pada kedalaman minus 15.000 di belakang
soldier pile sisi gereja sebanyak 2 (dua) buah,
b.
Piezometer
adalah monitoring elevasi air. Pipa piezometer ini akan diletakkan di luar
area galian di dekat pipa inclinometer
sehingga lateral pressure akibat
perbedaan elevasi air dapat di monitor dengan tepat.
c.
Settlement dan displacement plate
adalah monitoring terhadap pergerakan/settlement tanah ataupun bangunan yang
terjadi di sekitar area galian dengan memasang bearing plate setelah kuat tekan beton capping beam dan bracket mencukupi untuk menerima gaya jacking.
2.6. Penyelesaian Pekerjaan
Head anchor dapat dilepas
setelah proses realese atau detensioning, yang kemudian dilanjutkan
dengan final grouting untuk menutup lubang anchor pada bagian dalam capping beam. Pekerjaan ini dilakukan
setelah pengecoran slab lantai basement dan sebelum pengecoran akhir pada
bukaan slab.
- Inclinometer
Stabilitas tanah dapat diketahui dengan menggunakan alat
yang disebut soil inclinometer. Dalam
hal ini untuk mengetahui gerakan tanah lateral yang diakibatkan oleh galian,
yang dikorelasi dengan prediksi disain. Dengan data pengukuran, maka akan
dengan cepat melakukan tindakan yang tepat apabila terjadi slidding yang akan membahayakan. Agar asumsi data akurat bottom
pipa Inclinometer harus terpasang
dengan kuat pada lapisan tanah yang cukup keras.
Daftar material dan alat yang digunakan, antara lain :
a.
Pipa aluminium beralur Æ 46 mm @ 3m sebanyak 10
batang
b.
Socket aluminium @ 30 cm sebanyak 10 batang
c.
Dop 2 buah
d.
Bitument seal
e.
Pipa pelindung atas Æ 4” @ 1,5 m sebanyak 2
batang
f.
Pasir
g.
Semen
Instalasi Soil
Inclinometer, meliputi :
1.
Persiapan
Pasang
socket pada tiap-tiap batang pipa inclinometer
(pipa aluminium dengan 4 alur pada bagian dalamnya) menggunakan rivet kemudian
seal dengan bitument seal dan electric
tape. Pada bottom pipa Inclinometer
dipasang dop.
2. Pengeboran
Bor
diameter 89 mm sampai kedalaman 15 m dari elevasi -1500 pada titik yang telah
ditentukan (gambar terlampir) dan dilakukan dengan pengeboran basah (wash boring). Bersihkan lubang dari
lumpur untuk memudahkan proses back fill dengan pasir.
3. Instalasi
Pipa Inclinometer
·
Masukkan pipa inclinometer aluminium dengan Æ 46 mm dan panjang per
pipa 3 m yang pertama ke dalam lubang bor kemudian disambung menggunakan rivet
kemudian seal dengan bitumet seal dan
electric tape untuk memastikan bagian
pipa inclinometer tidak kemasukkan
partikel yang bisa mengganggu saat dilakukan pembacaan alat. Lakukan sampai
batang pipa inclinometer terakhir
terpasang. Pada bagian ujung pipa
inclinometer dipasang bottom cap untuk menutup lubang pipa di
ujung pipa inclinometer,
·
Setelah lubang bor bersih, pipa inclinometer dimasukkan secara bertahap
(per 2 batang / interval 6 m) sampai mendekati dasar lubang,
·
Check apakah alur rel pipa inclinometer terpasang dengan baik,
·
Test fungsi alur dengan memasukkan sensor dummy,
·
Back fill lubang bor dengan pasir,
·
Lindungi pipa inclinometer dengan pipa besi, cor permukaan tanah di sekitar pipa inclinometer,
·
Ujung atas pipa inclinometer juga harus ditutup menggunakan bahan kedap air untuk
mencegah intrusi air semen masuk ke dalam pipa selama proses grouting
berlangsung,
·
Salah satu alur pipa inclinometer harus menghadap sisi galian, dimana alur lainnya tegak
lurus terhadap sisi galian,
·
Ukur elevasi top
of inclinometer pipe,
·
Setelah itu, pipa yang terekspose dari muka
tanah diberi penutup/perlindungan berupa pipa besi.
4. Monitoring
·
Pembacaan awal (base reading) inclinometer
dapat dilakukan 3 hari setelah grouting dengan menggunakan alat baca dari
GEOKON ex USA,
·
Melakukan monitoring secara periodik (dilakukan
per 2 minggu atau sesuai permintaan) posisi dari pipa inclinometer yang terpasangdilakukan per 2 minggu atau sesuai
permintaan.
·
Besarnya pergeseran dari pipa tersebut yang
diasumsikan sebagai besarnya pergeseran tanah di sekitarnya.
Metode
pembacaan alat inclinometer, meliputi :
1.
Persiapan
·
Rangkaikan Probe
Sensor pada Data Mate (data
recording) dengan kabel yang sudah ditandai tiap interval 50 cm,
·
Pasang pulley
assembly (roda katrol) untuk memudahkan penarikan probe,
·
Setting pada Data
Mate : nama proyek, nomor titik, dan kedalaman pembacaan.
2.
Pengambilan data di lapangan
·
Hidupkan data recording,
·
Masukkan probe ke dalam pipa inclinometer (arah A0 tegak lurus
dinding/tebing galian) yang sudah dipasang sampai bawah, setelah posisi probe
stabil rekam data posisinya,
·
Kemudian tarik probe 50 cm ke atas, setelah posisi probe stabil rekam data posisinya, begitu seterusnya tiap interval
50 cm direkam datanya, sehingga didapatkan data A0 dan B0 direction,
·
Putar probe
180°
dan masukkan kembali ke pipa inclinometer,
kemudian lakukan kembali perekaman data tiap interval kedalaman 50 cm, sehingga
didapatkan data A180 dan B180 direction.
3.
Loading data dan print out
·
Loading data yang direkam dengan Data Mate ke komputer, transfer ke inclinometer data sheet,
·
Print out.
4.
Reporting
- Pekerjaan Dewatering
Pada prinsipnya pekerjaan dewatering digunakan untuk mengeringkan lahan galian agar pekerjaan
basement dapat dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan data penyelidikan tanah yang kami terima,
secara umum lapisan tanah atas cenderung berupa tanah lempung dan lanau (CH)
dengan konsentrasi lunak hingga sedang setebal 6.0 m, diikuti lapisan lanau
kelempungan (ML) dengan konsentrasi sedang hingga teguh setebal 10.0 m.
Sehingga kondisi tanah galian pada level -8.900 berupa tanah lempung lanau
(CH-ML).
Pada observasi awal, kami telah melakukan penggalian
setempat pada beberapa lokasi yang berdekatan, air disedot pada satu lubang
ternyata tidak berdampak pada penurunan air di lubang sebelahnya secara significant.
Maka berdasarkan indikasi awal tersebut, pekerjaan dewatering dalam proyek ini
kami rencanakan dengan menggunakan 2 buah titik pompa deep well pada lokasi galian ( DW-1, DW-2 ) dengan kedalaman 18 m (gambar
posisi titik dewatering terlampir).
Peralatan
dan Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering
1.1. Peralatan
Untuk mendukung pekerjaan dewatering
diperlukan berbagai macam alat dan bahan, sebagai berikut :
§
Mesin bor YBM-2ZES kapasitas 320 m ex Jepang
sebanyak 1 unit
§
Panel induk ex lokal sebanyak 1 unit
§
Panel distribusi ex lokal sebanyak 3 unit
§
Panel pompa ex lokal sebanyak 9 unit
§
Pompa Deep well Grundfos kapasitas 2.2-3.7 kW ex
USA sebanyak 2 unit
§
Pompa (Submersible
Pump) HCP kapasitas 2.2-3.7 kW ex Taiwan sebanyak 4 unit
§
Pompa (Submersible
Pump) HCP kapasitas 5.5 kW ex Taiwan sebanyak 3 unit
§
Pompa Premium/bensin Honda GX-120 kapasitas 3”
dan Honda GX-160 kapasitas 2” ex Jepang sebanyak 2 unit
§
Dipmeter 30 m ex Inggris sebanyak 1 unit
§
Pipa air dan selang air.
§
Jaringan kabel listrik dan panel-panel listrik.
§
Genset
1.2. Pelaksanaan Dewatering
a.
Persiapan Menggunakan Saluran Existing
§
Menentukan saluran air yang akan dipakai untuk menampung
buangan air dewatering keluar lokasi
proyek (gambar terlampir),
§
Merenovasi saluran existing yang telah sebagian
rusak akibat pekerjaan soldier pile
dengan membuat saluran dari buis beton ex dusaspun dengan kemiringan 0,35% di
sepanjang sisi gereja,
§
Pada saat melakukan perbaikan saluran, aliran
air ditampung terlebih dahulu pada sebuah bak kontrol sementara dan dipompa keluar
ke saluran existing di luar lokasi proyek (gambar terlampir),
§
Menyiapkan pompa (submersible pump) sebanyak 6 titik dan 2 titik pompa bensin pada
saluran sementara apabila terjadi hujan karena debit air yang tinggi,
§
Membersihkan dan memonitor saluran jangan sampai
terjadi pemampatan saluran karena sampah atau lainnya.
b.
Schedule Dewatering
Pekerjaan dewatering diperlukan selama pekerjaan
struktur berkisar 6 bulan (s/d bulan
Februari 2008) untuk menghindari terjadinya uplift.
c.
Pelaksanaan di Area Proyek
§
Menentukan 2 titik sumur dewatering dengan
menggunakan pompa deep well pada area proyek dengan radius 25 meter. Titik
pompa ini juga harus berada pada area yang tidak mengganggu pekerjaan teknis
struktur,
§
Pengeboran sumur dewatering dengan diameter 400
mm sampai kedalaman 18 m dari muka tanah existing,
§
Melubangi pipa pvc Æ 8” yang akan dipasang dan
dilapisi aquifer serta dibungkus
dengan kawat nyamuk plastik,
§
Masukkan pipa pvc tersebut dan celah antara pipa
pvc dan tanah diisi dengan split,
§
Lakukan pembersihan sumur dari lumpur sisa
pengeboran,
§
Menentukan jalur pipa dan arah buangan air
supaya tidak mengganggu pekerjaan struktur yang ada,
§
Bila diperlukan membuat gutter atau sumpit
sementara pada area proyek untuk menghindari terjadinya banjir jika terjadi
kerusakan pada pompa,
§
Pasang panel utama, kemudian kabel-kabel yang
menghubungkan panel utama dengan panel distribusi,
§
Turunkan pompa deep well ke dalam sumur dewatering yang sudah bersih, kemudian
pasang pompa-pompa permukaan (submersible
pump) di sumpit-sumpit yang telah tersedia,
§
Pompa-pompa yang ada dapat dioperasikan,
§
Perlu diingat agar dilakukan pengecekan arus
listrik dari genset, panel-panel dan pompa serta pengontrolan sistem pembuangan
secara berkala,
§
Memonitor terus selama pekerjaan dewatering dan
membuat langkah-langkah penanganan jika terjadi hal-hal yang membahayakan atau
mengganggu pekerjaan struktur.
d.
Pembuatan Sumur Pengamatan.
Pada proyek ini akan dibuat sumur pengamatan (Piezometer) sebanyak 2 (dua) buah titik
yang akan digunakan untuk memonitor muka air tanah (gambar posisi titik piezometer terlampir).
Tahap-tahap pelaksanaan metode pekerjaan sistem
monitoring dewatering, meliputi :
§
Menentukan titik monitoring (standpipe Piezometer), M1 dan M2,
§
Setting peralatan bor di titik tersebut,
§
Pengeboran titik sumur pengamatan dengan
diameter 200 mm sampai kedalaman 15 m dari muka tanah existing,
§
Melubangi pipa pvc Æ 4” yang akan dipasang dan
dilapisi aquifer serta dibungkus
dengan kawat nyamuk plastik,
§
Masukkan pipa pvc tersebut dan celah antara pipa
pvc dan tanah diisi dengan split,
§
Lakukan pembersihan sumur dari lumpur sisa
pengeboran,
§
Pengukuran elevasi permukaan air tanah
dimonitoring dari alat tersebut setiap hari.
6 Comments:
keren artikelnya, sangat bermamfaat
untuk mengukur suatu pergerakan tanah (kemiringan tanah) memang diperlukan sebuah instrumen monitoring berupa inclinometer, btw terimakasih atas artikelnya, sangat bermanfaat
Mengenal Inclinometer sebagai Instrumen Monitoring Geoteknik
piezometer sangat membantu dalam memverifikasi fluktuasi tekanan muka air tanah. btw atikel ini sangat bermanfaat, teimakasih banyak :D
Mengenal Piezometer sebagai Instrumen Monitoring Geoteknik
terimakasih banyak, artikel yg dipaparkan sangat jelas & bermnafaat bagi saya.
inclinometer
Tks mas brow ilmunya
bermanfaat gan.... terimakasih banyak
Post a Comment